Paringin – Istilah Jablay memang populer setelah artis nasional Titi Kamal membawakannya di sebuah film berjudul Mendadak Dangdut. Sayangnya, istilah Jablay ini menjadi begitu negatif di daerah kita. Di mana-mana, warung Jablay ada dan aromanya memang mesum. Bahkan, di Paringin, warung Jablay digunakan untuk transaksi bisnis esek-esek.

endengar hal semacam ini. “Saya sudah mendengar informasi adanya warung Jablay yang digunakan untuk hal-hal yang tak senonoh. Saya akan berikan sanksi tegas kepada pengelola warung tersebut, apalagi kalau meresahkan masyarakat,” papar Bupati dengan mengancam akan membongkar warung Jablay yang dimaksud.
Sefek Effendie juga mengkhawatirkan adanya virus HIV yang bakal menular kalau bisnis esek-esek di warung Jablay tersebut dilestarikan. Tentu ini bukan penyakit yang main-main. Sebab virus ini sangat ganas, melumpuhkan daya tubuh, dan akhirnya si penderita pun mati. “Kami akan merazia semua warung Jablay yang ada di Balangan, tanpa kecuali,” paparnya lagi.
Tidak hanya itu, Sefek Effendie juga bahu-membahu dengan pihak kepolisian untuk memeriksa si penjual dan pembelinya beserta kemungkinan adanya barang-barang haram di warung-warung Jablay. Pemeriksaan ini penting agar bisa dipastikan bersih tidaknya si penjual dan pelanggan dari virus HIV. Jika positif, tentu si penderita harus diisolasi.
Bupati Balangan juga mengeluhkan fakta bahwa semakin malam semakin ramai warung Jablay dikunjungi pelanggan. Banyak hal bisa terjadi dari kegiatan semacam itu, misalnya pembunuhan yang pernah terjadi di warung Jablay. Semuanya, menurutnya, harus ditertibkan dan dikontrol jam bukanya.
Jual-beli memang boleh-boleh saja. Tapi kalau lebih dari itu, apalagi yang menjurus ke bisnis haram, tentu saja sudah lain hukumnya. Sudah sepatutnya, warung Jablay di mana saja harus dikontrol demi kebaikan bersama. Citra negatifnya harus dibersihkan dengan cara pengawasan dan kontrol dari pihak pemerintah dan masyarakat. (Xkasus/Wawan)